Mengenang Kebijaksanaan Sang Buddha, Cara Merayakan Waisak 2024

Hari Waisak, yang juga dikenal sebagai Vesak atau Buddha Purnima, adalah perayaan penting dalam agama Buddha yang memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddhartha Gautama, Sang Buddha. Tanggal perayaan ini berbeda-beda setiap tahunnya, tergantung pada kalender lunisolar Buddha, dan pada tahun 2024, Hari Waisak jatuh pada tanggal 18 Mei.

Sejarah Hari Waisak

Perayaan Hari Waisak berkaitan erat dengan tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddhartha Gautama:

1. Kelahiran Siddharta Gautama

Hari Waisak memperingati kelahiran Siddharta Gautama di Lumbini pada bulan purnama pada bulan Vesak.

2. Pencerahan Siddharta Gautama

Peristiwa penting kedua adalah saat Siddharta Gautama mencapai pencerahan di bawah pohon Bodhi, yang kemudian membuatnya menjadi Buddha, atau yang Mencerahkan.

3. Nirwana Siddharta Gautama

Perayaan ini juga merayakan kematian Siddharta Gautama, yang disebut Parinirvana, di usia 80 tahun di Kusinara.

Perayaan Hari Waisak menjadi momen untuk merenungkan ajaran-ajaran Buddha, memahami makna kebijaksanaan, dan mengenang perjuangan Siddharta Gautama menuju pencerahan.

Cara Merayakan Hari Waisak 2024

1. Upacara di Vihara dan Kuil Buddha

Umat Buddha berkumpul di vihara dan kuil untuk melakukan berbagai upacara keagamaan seperti puja, pembacaan kitab suci, dan ceramah agama. Mereka juga melakukan meditasi untuk mengenang ajaran-ajaran Buddha.

2. Persembahan dan Amal

Sebagai bagian dari merayakan Hari Waisak, umat Buddha memberikan persembahan kepada biara-biara dan tempat-tempat suci, serta melakukan amal kebajikan seperti memberikan sumbangan kepada yang membutuhkan.

3. Prosesi Lilin dan Lampu

Di malam hari, umat Buddha sering mengadakan prosesi dengan membawa lilin atau lampu sebagai lambang cahaya kebijaksanaan yang diterangi oleh ajaran Buddha.

4. Kebaktian dan Kebajikan

Selain kegiatan keagamaan, Hari Waisak juga menjadi waktu untuk meneguhkan komitmen terhadap nilai-nilai kebajikan, seperti toleransi, kasih sayang, dan perdamaian, yang diajarkan oleh Buddha.

5. Meditasi dan Refleksi

Individu umat Buddha sering menggunakan Hari Waisak sebagai waktu untuk melakukan meditasi dan refleksi pribadi tentang ajaran Buddha serta bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Hari Waisak bukan hanya menjadi momen untuk merayakan kehidupan, ajaran, dan warisan Siddharta Gautama, tetapi juga untuk membangun solidaritas dan kedamaian di antara umat Buddha dan masyarakat secara luas. Dalam kesederhanaan dan ketenangan, umat Buddha di seluruh dunia bersatu dalam penghormatan kepada Sang Buddha dan ajarannya yang penuh hikmah.

Scroll to Top