Etika yang Wajib Ditaati Pembantu Rumah Tangga kepada Majikan 

Pekerja rumah tangga (PRT), atau yang lebih dikenal sebagai asisten rumah tangga (ART) atau pembantu rumah tangga, merupakan bagian integral dari kehidupan rumah tangga di berbagai belahan dunia. Meskipun pekerjaan ini sering kali dianggap sepele, namun perannya sangat vital dalam menjaga kebersihan, kenyamanan, dan keteraturan rumah tangga. Namun, di balik peranannya yang penting, profesi ini juga sering menjadi sorotan kontroversi.

Pekerja rumah tangga biasanya bertanggung jawab atas berbagai pekerjaan rumah tangga mulai dari memasak, mencuci, membersihkan rumah, hingga mengasuh anak-anak. Di beberapa negara, mereka juga dapat merawat orang lanjut usia yang membutuhkan perhatian khusus.

Sejarah pekerja rumah tangga mencakup periode kolonial di mana dalam konteks Indonesia, mereka sering disebut dengan istilah “babu” yang pada masa kini sering memiliki konotasi negatif. Pada masa penjajahan Belanda, pekerja rumah tangga ini umumnya merupakan perempuan pribumi yang bekerja di rumah-rumah orang Belanda.

Di beberapa negara, terutama di wilayah dengan kesenjangan ekonomi tinggi dan minimnya kesempatan kerja, praktik mempekerjakan “pembantu seumur hidup” masih cukup umum. Hal ini terjadi terutama di keluarga kelas menengah perkotaan. Negara-negara seperti Hong Kong, Singapura, Malaysia, dan Taiwan sering kali menjadi tujuan pekerja rumah tangga dari luar negeri.

Namun, praktik ini tidak lepas dari kontroversi. Banyak laporan tentang eksploitasi dan penyalahgunaan terhadap pekerja rumah tangga, terutama yang berasal dari negara-negara berkembang. Mereka sering kali menjadi korban pelecehan, kekerasan fisik, dan bahkan perdagangan manusia.

Pemerintah dan organisasi internasional telah berupaya untuk mengatasi masalah ini dengan menerapkan regulasi yang lebih ketat dan melindungi hak-hak pekerja rumah tangga. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam menangani kasus-kasus yang sering kali terjadi di balik dinding-dinding rumah tangga.

Dalam upaya untuk meningkatkan kesadaran akan hak-hak pekerja rumah tangga dan mengatasi masalah eksploitasi, pendidikan masyarakat dan advokasi terus dilakukan. Harapannya, dengan langkah-langkah ini, profesi ini dapat dianggap dengan lebih hormat dan para pekerja rumah tangga dapat bekerja dalam kondisi yang lebih aman dan adil.

Etika Pembantu Rumah Tangga terhadap Majikan

Hubungan antara pembantu rumah tangga (PRT) dan majikan tidak hanya sekadar hubungan kerja, tetapi juga merupakan hubungan sosial ekonomi yang melibatkan hak dan kewajiban dari kedua belah pihak. 

Etika atau adab tertentu menjadi kunci dalam menjaga hubungan ini agar berjalan harmonis. Imam al-Ghazali, dalam risalahnya menguraikan enam adab penting yang seharusnya dimiliki oleh seorang pembantu terhadap majikannya.

1. Melaksanakan Perintah Majikan

Pembantu harus tunduk dan melaksanakan segala perintah dari majikannya sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati bersama. Pengabaian terhadap perintah majikan dapat menimbulkan konflik yang tidak diinginkan dan bahkan berujung pada pemutusan hubungan kerja.

2. Menaati Nasihat Majikan Ketika Tidak Ada

Ketika majikan tidak berada di rumah, biasanya mereka memberikan nasihat atau pesan tertentu kepada pembantu. Penting bagi pembantu untuk mematuhi nasihat tersebut demi menjaga ketertiban dan keamanan di rumah.

3. Memberikan Pelayanan kepada Majikan

Sebagai pekerja, pembantu harus memberikan pelayanan terbaik kepada majikan dan keluarganya sesuai dengan bidang pekerjaannya. Profesionalisme dalam melayani adalah kunci dalam menjaga hubungan yang baik.

4. Menjaga Kehormatan Majikan

Pembantu harus menghormati dan menjaga reputasi serta martabat majikan di mata masyarakat, tanpa memandang status sosial atau ekonomi mereka.

5. Mengasihani Anak Majikan

Pembantu harus bersikap penuh kasih sayang terhadap anak-anak majikan, baik saat orang tua mereka ada di rumah maupun tidak. Anak-anak tidak boleh menjadi sasaran kekesalan atau perlakuan kasar dari pembantu.

6. Tidak Berkhianat dalam Menjaga Harta Benda Majikan

Sebagai bagian dari rumah tangga majikan, pembantu harus dapat dipercaya dalam menjaga harta benda majikan, baik ketika majikan ada di rumah maupun tidak.

7. Pekerja Keras dan Inisiatif

Hampir semua majikan menyukai pembantu rumah tangga yang memiliki inisiatif dalam membersihkan rumah. Serta bekerja secara giat bukan semata-mata ingin mendapatkan uang, melainkan menjaga kepercayaan majikan mereka. 

Menyadari perbedaan budaya dan latar belakang agama antara pembantu dan majikan juga menjadi hal penting dalam menjaga hubungan yang harmonis, terutama dalam era globalisasi ini.

Adab-adab yang diajarkan oleh Imam al-Ghazali merupakan pedoman dasar yang seharusnya dijunjung tinggi oleh setiap pembantu. Dengan mengamalkan adab-adab ini, diharapkan hubungan antara pembantu dan majikan dapat terjaga dengan baik, menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan harmonis.

Scroll to Top